Escape trip kali ini adalah
Kawah Ratu. Tempat ini diminati
karena keindahan alamnya. Tapi banyak pengunjung datang ke salah satu obyek
wisata alam Gunung Salak ini lantaran ‘petualangan’ yang ditawarkannya. Matahari
masih bersinar ketika kami tiba di lokasi, setelah mendirikan tiga buah tenda
kami memutuskan untuk menjelajah ke air terjun yang berada di dekat camping ground sambil menunggu teman
yang akan menyusul dari Bogor. Tracking ke
lokasi air terjun tidak memerlukan waktu yang lama, hanya 45 menit berjalan
dari lokasi camping ground. Walaupun tidak
begitu besar, namun cukup menarik karena terdapat sebuah ‘kolam’ yang dapat
digunakan untuk berenang. Ditambah dengan air yang bersih dan dingin, semakin
membuat daya tarik air terjun ini menjadi terkesan ‘eksotis’.
Matahari semakin condong ke arah barat, bersiap untuk
menghangatkan bumi bagian lain. Cahaya senja mulai menyelimuti kawasan kawah
Ratu ketika kami kembali ke camping ground,
semburat jingga yang cantik walaupun kabut turun perlahan dari puncak
gunung sedikit menghalangi pandangan tanpa mengurangi keindahan senja sore itu.
Tanpa terasa hawa dingin telah merasuk ke tulang sumsum. Namun hal itu tidak
membuat kami bergeming, kami tetap melanjutkan aktivitas di depan tenda. Mengobrol,
bercanda, bercerita apa saja di depan api unggun sembari memasak ubi di dalam
bara api sambil sesekali menyeruput kopi untuk menghangatkan badan. Malam yang
cerah, langit menampakkan keindahannya malam itu. Perpaduan yang apik. Suara jangkrik pun
bersahut-sahutan dari dalam hutan, membuat suatu orkestra musik alam yang
indah. Tidur beralaskan matras sambil menatap bintang yang bersinar di langit,
tidak ada yang lebih indah daripada itu. Menyenangkan.
Pagi. Bertemankan dinginnya kabut, setelah lepas melaksanakan
sholat subuh. Kami pun menyiapkan sarapan. Semua perbekalan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya, dikeluarkan. Ada sarden, rendang kaleng, mi instan, roti,
teh, kopi, apa pun yang dapat menjadi pengganjal perut untuk melakukan kegiatan
utama, trekking ke kawah Ratu. Tepat jam 8 setelah perut mulai penuh terisi,
setelah semua perlengkapan dimasukkan ke dalam ransel. Perjalanan pun dimulai. Perlu
sekitar 3 jam untuk mencapai kawah Ratu dari pos Cidahu-Sukabumi. Dengan jalur
yang masih dominan dipenuhi dengan semak, vegetasi yang tidak terlalu tinggi membuat
terik matahari sangat terasa menusuk kulit.
Jalur pendakiannya tidak terlalu sulit, hanya saja perpaduan
antara batu berlumut dan lumpur terkadang membuat kita terpeleset jika tidak
berhati-hati melangkah. Di beberapa jalur juga terdapat tumbuhan berduri yang
dapat membuat kulit kita terluka. Ada sekitar 50 patok hijau dalam jalur
pendakian ke kawah Ratu, tiap patok berjarak 1 HM (hektometer) atau 0,1 km. Jadi
total perjalanan dari awal pintu masuk hingga kawah ratu sekitar 5 km. Namun,
karena saya adalah orang yang menyukai petualangan alam, jalur Cidahu adalah
yang terbaik. Pasalnya, sambil naik-turun lembah, kita dapat menikmati indahnya
alam pegunungan di kawasan ini. Beberapa lintasannya bahkan akan memaksa kita
untuk menaiki akar-akar yang menjurai di jalan setapak yang lebarnya hanya
semeter ini. Namun, dengan beratnya trek yang dilalui, ternyata tempat ini
sangat memberikan keindahan suasana hutan Gunung Salak yang begitu indah.
Di jalur ini akan banyak menemui aliran-aliran sungai yang terkadang airnya
menggenangi trek yang Anda lalui. Kicau burung, denyit serangga, dan suara
monyet hutan, masih kerap terdengar, bila Anda memilih jalur Cidahu ini.
Matahari hampir tepat di atas kepala ketika kami tiba di
pinggir kawah Ratu, aroma belerang serta kepulan asap telah tercium dari
kejauhan. Langkah kaki pun dipercepat karena rasa penasaran yang begitu tinggi.
Semakin dekat dengan kawah, semakin kuat pula aroma belerang yang tercium. Kawah
Ratu memang memiliki daya tarik yang unik bagi setiap pengunjungnya. Daya tarik
utamanya, antara lain adalah aktivitas geologinya. Sepanjang hari kepundannya
selalu mendidih dan mengeluarkan gas asam sulfida (H2S) dengan baunya yang
menyengat. Dan kadangkala, kawah ini mengeluarkan suara gemuruh akibat semburan
uap air panas yang membentuk kabut. Karena memang status kawah ini masih
aktif normal.
Setelah dirasa cukup menikmati keindahan kawah Ratu, saya dan
rombongon kembali ke basecamp untuk
bersih-bersih setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan pulang ke Bogor.
“Mengikuti hembusan angin, melewati luasnya samudera, menapaki tingginya pegunungan, akan ada banyak kehidupan dibalik angin, diujung samudera, dipuncak gunung, yang tak boleh kita lewatkan, sehingga kita akan tahu ada dunia lain yang menarik dibaliknya”.
waaa, beautiful journey...
BalasHapusberwisata jasmani sambil tafakur alam..