Notes of a child's story

Tingkah anak kecil itu selalu dapat mengundang tawa orang di sekitarnya, minimal mengulum sebuah simpul manis di bibir. Kalau kata abah saya, “anak kecil itu memiliki seribu daya tarik, mau senakal apa anak kecil itu pasti ada lucunya”. Punya adik kecil berumur 5 tahun kadang membuat saya rada jengkel, karena setiap apa yang saya lakukan, pasti akhir-akhirnya diberantakin sama si mungil nan motil itu. Tapi kembali mengingat perkataan abah saya, bahwa anak kecil itu memiliki seribu daya tarik. Dan memang benar, kalau saya perhatikan tingkahnya itu dapat membuat saya tertawa, apalagi kalau sedang bertengkar dengan adik saya yang sudah kelas 3 SMA, beuhh..seru abis. Kalau saya sedang di Bogor, yang saya kangenin dari rumah adalah pertengkaran mereka. “Maass...iki lho adek nakal!!!”, nanti si kecil pun mbales “nggak, mbak Lia yang nakal mas, orang adek cuman mainin flashdisknya mbak Lia kok”. Dan kalau si kecil sudah nangis, saatnya membopong dia keluar dari “arena pertempuran”.

Mungkin sudah bawaan orok dekat dengan anak kecil. Di kosan, saya lumayan dekat dengan anak-anak kecil kampung dekat kosan. Setiap pulang dari masjid, ada saja yang memanggil saya dengan sebutan aa’. “darimana a’?”, “baru pulang kuliah a’?”, “a, kok aa’ jelek sih?” <---- kalo ini saya yang bilang. Yang lucu tu ketika pulang dari kuliah pas bawa vespa. “aa, boncengin naik vespa donk”, ketika saya mengiyakan, ehh..ternyata banyak tuyul-tuyul dibelakangnya yang juga pingin diboncengin. emang lu kila owe odong-odong ape?! (gaya orang Cina yang di pasar Glodok).

Ada lagi cerita, ketika melewati jalan ke kosan dari masjid ba’da sholat ‘Ashr. Ada anak-anak yang sedang bermain tali karet, mungkin karena permainannya tidak ingin diganggu, maka si anak tadi pun menyuruh saya untuk lompat.

Percakapan antara SiAnakNyangNyuruhSayaLompat (selanjutnya disebut SANNSL) dan SayaNyangDisuruhLompatSamaSiAnak (SNDLSSA).

SNDLSSA : “Punteun, mau lewat doonk”.

SANNSL  : “sok aja lewat atuh a”.

SNDLSSA : “gimana mau lewatnya? Orang tinggi kayak gitu”.

SANNSL : “yaa lompat aja a, aa’ kan tinggi tuh”.

SNDLSSA : “tinggi sih tinggi, tapi kan pake sarung. Ntar kalo kesrimpet terus jatuh nyungsep nyium aspal gimana coba? Kan nggak lucu tuh”.

Ehhh..mereka malah ketawa ngakak. Tapi alhamdulillah mereka ga jadi nyuruh saya lompat.

Yahh..begitulah anak kecil. Mereka melakukan apa yang mereka mau, mereka mengucapkan apa yang ada di pikiran mereka. Dan itulah yang membuat mereka lucu. Berbeda dengan kita yang sudah semakin dewasa, sudah semakin matang pemikiran kita, dan tentunya memiliki banyak pertimbangan ketika akan melakukan sesuatu, menilai baik dan buruknya terlebih dahulu. Ahh..menjadi dewasa itu rumit, benar kata Nohara Sinosuke menjadi orang dewasa itu merepotkan.