Aku sedang melihat bintang, tapi
bukan di langit yang nun jauh. Aku sedang melihat bintang, mengorbit tepat di
samping kanan-kiriku. Beberapa kali seakan tersentuh tangan. Berulangkali
kutangkap senyuman ketika satu persatu cahaya semakin terang tak terbayang.
Apakah hanya angan-angan?
Setiap
hari aku lihat pijar-pijar kebahagiaan, semangat-semangat keilmuan, atau
candaan-candaan elegan. Aku ada, bukan sebagai penonton di luar layar kaca. Aku
benar-benar ada pada lokasi yang sama. Mendengar sekaligus merasakan dengan
kemampuan indera yang menangkap secara langsung seluruh kejadian. Apakah hanya
bayang-bayang?
Di
saat yang tak berbeda, aku melihat banyak sekali manusia-manusia yang tak henti
berproduksi. Duapuluhempat jam dalam sehari seakan tidak pernah cukup. Ingin
lagi. Meminta lebih. Ah, bukankah memang sifat manusia yang tidak pernah bisa
terpuaskan? Jadi ingat teori ekonomi yang mengatakan bahwa kebutuhan dan
keinginan manusia tidak ada batasnya, berbanding terbalik dengan sumber daya
yang sangat terbatas. Tapi, bukankah memang tidak ada salahnya jika manusia
rakus ilmu agar mampu berdaya guna?
Sekali
lagi, aku berkesempatan mengenal orang-orang yang luar biasa. Mungkin sangat
singkat jika dihitung menit waktu yang terluangkan, namun rasanya cukup untuk
menyimpulkan; mereka sungguh luar biasa! Bahkan jika dihitung, terlalu banyak
orang-orang luar biasa di sekelilingku; bersalaman denganku, berpelukan
denganku, bercanda tawa membagi sekian cerita ataupun mimpi-mimpi denganku.
Menakjubkan!
Meskipun
aku belum hebat sama sekali, aku ingin menjadi salah satu yang mampu berjajar
dengan mereka dalam melangkah dengan tegas kepercayadirian. Meraih asa yang
selama ini hanya kurapal dalam hati, kulontar dengan canda, atau kutempel di
dinding kamarku sebagai tulisan-tulisan penyemangat dan pengingat kelalaian.
Tapi
aku ingat, aku tidak akan lagi berkeinginan menjadi sama seperti mereka, pun
me-modelling mereka dan melupakan jati diriku sendiri. Aku memiliki
jalan dan arahanku sendiri, impianku sendiri. Sebangga apa pun mengenal mereka
dan mengetahui segala kehebatannya, sekali lagi itu hanya akan kujadikan
sebagai pemacu agar terus bergerak maju.
Terima
kasih, untukmu yang telah membeliakkan mata kesadaranku akan kesalahanku.
Terima
kasih, untukmu yang sering mengundangku bertemu dengan manusia-manusia baru.
Terima
kasih, telah menjadi orang-orang yang penuh arti untuk hidupku.
...
sungguh, aku selalu suka bertemu dengan pribadi-pribadi asing,
untuk
kemudian belajar banyak tentang kehidupan.
subhanallah...
BalasHapusrangkaian kata yg sungguh luar biasa.. :)
belajar dari orang hebat utk menjadi orang hebat..
hehe . .iya mbak.
Hapusbelajar dari orang hebat untuk diambil ilmunya, pengalamannya kemudian kita modifikasi dan dipakai sebagai our own pathway.
aku ingin bisa seperti itu tp apa daya lingkunganku kurang mendukung,,itulah kenapa aku tidak terpacu kali ya??,,harus gimana??,,mohon pencerahhannya kang..[malu]
BalasHapuskalau lingkungan tidak mendukung, justru kita lah yang harus menciptakan lingkungan itu, jangan menunggu untuk mendapatkan sesuatu yang bisa kita ciptakan sendiri.
Hapuskalau untuk motivasi, itu tergantung pribadi masing2.
:)
Super cal!
BalasHapusketemu orang baru bukan hanya bisa belajar idup, bisa juga penjadi penyegaran kembali setelah jenuh menjalani hal yang sama tiap harinya
wahh . .dapet komen dari Prague nih.
Hapus:)
yahh . .salah satu "bintang" itu mungkin saja mas agy lhoo.
hehe.
kita akan menjadi hebat jika di sekitar kita adalah orang-orang hebat...
BalasHapus"jika ingin tau siapa seseorang...maka lihatlah siapa teman-temannya"....
benar mbak, kadang kita dapat melihat siapa seseorang tersebut melalui temannya, karena teman akan merefleksikan orang tersebut.
Hapuspas!
Kalimat terakhirnya keren chal :-D
BalasHapuswahh . .tumben nongol pris?
Hapuswiz suwe nggak ndelok sampean nge-blog kie.