Sang
Garuda yang sudah tak sanggup untuk terbang lagi.
Ingatan tentang Merapi
identik dengan gunung aktif yang siap meletus kapan saja. Cerita tentang
kehilangan keluarga, anak, istri, rumah, ternak dan lain sebagainya berkaitan
dengan letusannya. Namun, di sisi lain Merapi adalah sumber mata pencaharian,
tidak hanya bagi warga di desa-desa tak jauh dari kepundan Merapi, namun juga
bagi warga lain yang terkena dampak abu vulkanik gunung Merapi. Merapi juga
merupakan cerita tentang kesuburan, keindahan, padang rumput, pasir, dan batu. Diantara
kekhawatiran memang selalu ada hikmah dan manfaat, tergantung dari sisi mana
kita mengangkatnya. Itulah Merapi seperti halnya di kehidupan lain.
Merapi adalah gunung
paling aktif di dunia. Tercatat 68 kali letusan dalam kurun waktu 450 tahun. Erupsi
terakhir yang meluluh lantahkan hampir sebagian puncak Merapi terjadi pada
tahun 2010 disertai dengan gumpalan awan panas yang membumbung sejauh 8 km ke
angkasa. Gunung api muda ini termasuk gunung yang populer di kalangan pecinta
gunung. Selain sejarahnya yang penuh dengan letusan dan alamnya yang indah,
gunung Merapi juga memiliki banyak mitos dan cerita supranatural.
Bagi para pendaki,
memahami keindahannya tidak ada cara lain selain dengan mendekatinya. Jalur pendakian
yang saya gunakan adalah jalur pendakian Selo, Boyolali. Karena jalur ini
relatif aman dan hanya membutuhkan waktu 4-5 jam untuk mencapai puncak. Fisik gunung
Merapi langsing seperti kerucut dengan beberapa lereng gunung yang tampak
seperti otot membuat kesan gagah gunung Merapi. Dengan kondisi fisik seperti
itu, maka pendakian Merapi termasuk pendakian yang langsung dan cepat, yang
tentunya dibayar dengan menguras tanaga dan kewaspadaan. Semua lintasan melalui
punggungan bukit dengan kemiringan 30-60 derajat sejak kaki kita melangkahkan
kaki menuju jalur pendakian dengan sesekali merayap, merangkak, dan berpegangan
akar pohon untuk menjaga keseimbangan. Dominasi jalur pendakian adalah tanah
berdebu dengan batuan kerikil yang mudah lepas, mulai ketinggian 1200 hingga
2000 mdpl.
Di atas 2300 mdpl
selepas Pasar Bubrah, perjalanan melewati batuan magma muda yang cukup tajam
dan mudah lepas. Persiapan summit attack
dimulai dari Pasar Bubrah, sebuah tempat yang agak datar dan sedikit lebih
lebar dari sekitarnya yang disebut sebagai pasar bayangan kaum lelembut. Penyesuaian
akhir juga dilakukan di tempat ini, memompa semangat yang meredup saat hati
mulai menciut melihat sisa perjalanan ke puncak Merapi. Dari bawah terlihat
betapa kecilnya manusia secara fisik jika dibandingkan dengan batuan dan puncak
Merapi. Rombongan pendaki yang terlebih dulu mendaki puncak terlihat seperti
semut kecil yang menaiki punggung gajah.
Satu jam terakhir summit attack terasa sangat melelahkan
dan cukup membuat kecut nyali dilalui dengan mencicil satu persatu tarikan
nafas dan berusaha menjaga kesadaran maksimum dengan seringnya berhenti untuk
mengatur tenaga. Pdasa fase akhir ini, bayangan tentang akhir kehidupan terasa
begitu dekat. Keadaan yang menggugah betapa sepelenya dan tidak berartinya
manusia ditengah keperkasaan alam yang membuat bulu roma terus berdiri.
Sebaliknya, keadaan ini
bisa juga diterjemahkan sebagai keindahan luar biasa dari pemandangan alam
sekeliling yang sulit dijelaskan dengan kata-kata ataupun lensa kamera karena
sulitnya menangkap citra ketinggian. Ini semua menciptakan kekaguman karena
begitu banyaknya tanda kekuasaan Allah yang telah ditunjukkan di sini.
Jadi, benar kata
sebagian orang kalai Merapi adalah sebuah negeri di atas awan yang cantik,
perkasa, dan menggetarkan. Kekaguman terhadap Merapi tak berubah. Dan sepertinya,
jiwa ini sudah tidak sabar menunggu pendakian yang selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Welcome to my "freak" blog site.
You don't have to send the greatest note in the world or come up with clever phrases.
Just let them know you appreciate it.
When have you ever wished someone hadn't thanked you?
Any comments are very meaningfull for a better the writing writer's.
^_^
arigatou gozaimashu.