Bogor-Tangerang [UPDATE]

test ride bersepeda ke Bogor Kota

Bersepeda bukan  salah satu kegemaran saya, tapi saya suka bersepeda.

Tapi, bersepeda dari bogor ke tangerang, ada yang salahkah?

Lalu mengapa banyak yang mempermasalahkan?

Bukankah  apa yang saya lakukan tidak memberikan kerugian pada kalian?

Jadi, apa masalah kalian dengan yang saya lakukan?

Predikat aneh, kurang kerjaan, anak nakal, dan lain sebagainya pun mereka sandangkan kepada saya.

Aneh? Ada yang anehkah dengan bersepeda?

Kurang kerjaan?  Justru daripada mencari hal yang negatif, malah lebih kurang kerjaan.

Anak nakal? Lebih nakal mana dengan anak yang ber-demo dan membuat kericuhan di luar sana.

Apa pun pandangan kalian tentang saya, tapi inilah saya.

break di depan PUSPIPTEK Tangerang

[UPDATE]

Sampai di Tangerang. Tumben simbok ndak ceramah (udah kebal kali ya ngeliat tingkah dua anak laki-lakinya yang sering bikin jantung empot-empotan) ^_^

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah itu ternyata memang saya rasakan sendiri. Kegemaran saya mengendarai sepeda itu bukannya tanpa latar belakang, ternyata kegemaran “aneh” saya merupakan darah warisan dari abah (halah). Tapi memang benar, waktu kecil dulu abah sering naik sepeda kemana-mana, malah hampir sampe ke Rembang (waktu itu abah berangkat dari Blora). Jadi nggak salah donk kalau saya ikut-ikutan napak tilas si abah bersepeda dari Bogor ke Tangerang. Dan warna biru favorit saya itu, juga turunan dari keluarga abah ternyata. Ahh...dunia ini sempit kawan. Terlalu banyak hal yang sama dan diulang-ulang.