Kita
semua suka menatap bulan dan bintang, bukan? Menyadari, hei, apa yang akan kita
lihat di langit malam kalau tidak ada dua benda ini?
Kita semua juga suka menatap hujan, bukan? Menghela nafas,
bertanya dalam hati, berapakah jumlah tetes air yang turun? Kalau jumlah tetes
hujan yang sepele ini saja kita tidak tahu, kenapa manusia selalu saja merasa
congkak?!
Kita juga suka menatap lautan, bukan? Mengangguk takjim,
teringat petuah lama, lihatlah lautan terbentang luas, lemparkan sekantong
tinta hitam, maka dengan lapangnya lautan, tinta hitam itu tidak terasa.
Berbeda sekali dengan hati kita, yang setetes kesedihan saja, sudah membuat
gelap seluruh hati.
Kita semua suka menatap sungai, bukan? Menggaruk kepala,
berpikir, jika kita meletakkan sebuah perahu plastik yang kokoh, berapa ribu
kilometer dia akan berpetualang mengelilingi dunia? Melihat banyak hal, bertemu
banyak hal? Lantas, apakah kita tidak tergerak juga untuk pergi melihat dunia?
Kita juga suka menatap pegunungan, kabut menyelimuti hutan?
Sambil merapatkan jaket, berpikir, lihatlah, pasak-pasak bumi sedang bekerja.
Tanpa pegunungan, kulit bumi hanya lempeng yang terus berputar tidak
terkendali.
Kita semua suka melihat hal tersebut, bukan? Maka terimakasih Allah
atas segala hal menakjubkan yang telah Engkau ciptakan. Termasuk menatap pagi
ini. Cahaya matahari pertama membasuh bumi, gemerlap dipantulkan kaca
kendaraan, gedung, atau oleh embun di rerumputan. Wajah-wajah semangat
melintas, memulai aktivitas. Terima kasih, Yaa Rabb.
artikelnya menarik banget kak membuat saya ingin membacanya 2 x atau 3 x :D
BalasHapustantangan kreatif blogger Simak Tantangan Kreatif Blogger Berhadiah Mingguan & Grandprize Android
hehe . .dibaca terus2an juga ga apa2 kok mas.
Hapus:)
sunset dan sunrise juga indah :)
BalasHapusiya, sunset juga indah kok.
Hapus:)
namun, bagiku pagi adalah waktu paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan.
Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti satu malam degan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi. Malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan.