Beberapa hari yang lalu
saya jatuh sakit. Diawali dengan kaki yang kesakitan digunakan untuk berjalan. Kemudian
badan yang kurang fit karena dua hari kehujanan berturut-turut. Setelah seharian
tepar, maka giliran gejala flu yang menyerang saya hingga membuat saya
bersin-bersin sampai lemas. Saya sampai berpikir apa salah saya sehingga
dibebani penyakit segala rupa.
Tetapi, pelajaran besar
yang saya dapati adalah bukan bagaimana mengatasi kesakitan itu, tetapi memberi
perhatian kepada orang lain. Ketika kaki saya sakit sewaktu pertandingan basket
melawan adik tingkat. Banyak sekali teman-teman yang membantu saya untuk
berdiri, membantu saya untuk berjalan dengan dipapah di bahunya, mencarikan
saya es batu untuk mengompres agar tidak bengkak, dan lain sebagainya. Malah ada
yang memberikan semacam counterpain
agar memar di kaki tidak terlalu parah.
Melihat kejadian itu,
hati nurani saya berteriak banter
sekali. Banter itu keras. “Kamu memberi perhatian buat yang
dikenal saja tidak, bagaimana mau memberi kepada mereka yang tidak dikenal”. Kali
ini saya tak membantah sama sekali. Coba tanyakan kepada teman-teman dekat saya,
kalau mereka itu pernah mendapatkan perhatian dari saya.
Saya yang mendapatkan
perhatian besar dari mereka itu. Saat saya sakit seperti cerita di atas,
teman-teman saya ada yang mendoakan, ada yang menawarkan saya untuk berobat,
ada yang menyarankan untuk banyak minum air tiap hari. Dan masih banyak
perhatian yang mereka berikan untuk saya ketika saya sedang sakit dan itu
merupakan reaksi spontan tanpa saya minta.
Setelah seharian ditimpa
kesakitan, keesokan harinya badan saya ikut-ikutan meriang dan setelah
mengalami begitu banyak perhatian, saya bertanya kepada diri sendiri, kapan
terakhir kalinya saya memberikan perhatian kepada teman dan kepada mereka yang
tak saya kenal. Pertanyaan selanjutnya. Kalaupun saya memberi perhatian dalam
bentuk apa pun, apakah itu karena didasari saya akan mendapat keuntungan dari
menolong sesama? Katakan waktunya cari muka. Waktu yang tepat membantu untuk
mendapatkan sesuatu.
Dunia
anak
Memberi perhatian yang
awalnya mudah kelihatannya, tetapi pada kenyataannya sulit dilakoni. Saya tak
banyak menolong dan memberi perhatian karena terlalu banyak melihat kiri dan
kanan, atas dan bawah, sehingga ada saja alasan untuk membatalkan niat baik
yang belum tentu baik di mata orang lain.
Saya terlalu takut
mengambil resiko untuk memberi perhatian. Oleh karena itu, tabungan surgawi saa
tak bisa bertumpuk. Keder karena yang
ditolong bekas penjahat nanti apa kata orang. Dan sejuta alasan lain. Jadi,
tanpa saya sadari, karena keder, saya
jadi membatalkan untuk memberi kesempatan orang lain tertolong.
Ketika dewasa, saya tak
bisa berpikir seperti anak-anak. Bukan karena saya mau menjadi kekanak-kanakan,
tetapi anak itu tak terlalu banyak berpikir. Coba saja Anda perhatikan meilhat
anak-anak bermain dengan sesamanya, mereka belum berpikir sejauh saya berpikir.
Mereka menggandengg teman dengan apa adanya, saya menggandeng teman yang
kira-kira menjamin masa depan saya. Anak bermain tanpa prasangka, saya belum
bermain saja sudah berprasangka.
Saya jadi ingat kalau
melihat beberapa ibu yang mengajar anaknya berbuat baik. “Ayo..enggak boleh gitu sama kakak.” Atau, “Kalau makan itu
jangan serakah, tuhhh...temennya dibagiin
juga donk.”
Dengan sakit selama dua
hari, terbaring di atas ranjang dan karpet kamar berukuran 3x3 meter, saya jadi
bertanya, ibu saya mengajar saya untuk jadi anak yang baik, tetapi setelah
dewasa, saya berpikir seperti orang dewasa dan anak yang baik itu hilang entah
kemana.
Di dunia anak-anak,
menolong itu terjadi karena mereka tak tahu apa-apa, karena mereka masih polos.
Di dunia saya, menolong itu tidak terjadi karena saya terlalu banyak tahu. Maka
berbahagialah mereka yang sampai dewasa tetap menolong karena mereka tak tahu apa-apa.
Ketika dewasa, saya tak bisa berpikir seperti anak-anak. Bukan karena saya mau menjadi kekanak-kanakan, tetapi anak itu tak terlalu banyak berpikir. Coba saja Anda perhatikan meilhat anak-anak bermain dengan sesamanya, mereka belum berpikir sejauh saya berpikir. Mereka menggandengg teman dengan apa adanya, saya menggandeng teman yang kira-kira menjamin masa depan saya. Anak bermain tanpa prasangka, saya belum bermain saja sudah berprasangka.
thats right mas bro,,kadang kita sering mengharapkan perhatian dari orang terdekat kita,,sahabat,orang tua,saudara,atau sipapun yang kenal dengan kita..
BalasHapustapi ada suatu ketika saat kita membutuhkan mereka mereka seolah tak ada,,mungkin kesibukan dari mereka,atau bahkan mereka pun sedang butuh perhatian kita..
itulah manusia tak ada yg sempurna..
cepet sembuh my brother,,me too,,im in bad condition too now,,fisik,pikiran,perasaan, sedang di geber abis2an..
smoga Allah senantiasa memberi kita kekutan kaki untuk melangkah,dan saling memapah saudra kita yang memerlukan bahu kita..
sepurane juga yo yen koncomu iki yo sok gak perhatian..:(
cepet sembuh mas hehe
BalasHapussyafakallah, la ba'sa thohurun insyaAllah...
BalasHapusRizki also known as RP :
BalasHapushehe . .loro kok yo melu2 tho kang.
mbok yo gantian kek, dadi gen iso gantian leh ngerawat.
*nasib mahasiswa rantau lan single, sing ngerawat cah lanang*
-.-
mas agung :
alhamdulillah udah mendingan mas, udah bisa lari-lari nih.
*tapi kram lagi jadinya*
hedeehhh . .
mbak zahra :
aamiin . .makasih doanya mbak zahra, jazakillahu khoiron katsiron
"ternyata para blogger pun memiliki perhatian kepada kawan blogger lainnya ya"
Aslm...
BalasHapusIzinkan saya sedikit mengomentari tampilan baru blognya mas....
Di tengah, ada daun bambu, agak menyulitkan saya membaca tulisannya. Kalo di pangkas bakal tumbuh lagi nggak tunasnya?
Tampilan blog yang ada vespa dan sepeda kemarin menurut saya unik...
ini cuma pendapat saya saja...
Perhatian!!... Itu tandanya Ukhuwah
haha, jadi inget waktu jariku habis kejepit pintu mobil, alhamdulillah hasil urutanmu tidak mengecewakan lho, sembuh. thank you ya,:)
BalasHapusMbak Yona :
BalasHapuswa'alaykumsalaam warahmatullah.
hehe . .saya bingung kemarin mbak yona mau ngasih background apaan, trus nemunya gambar itu jadinya yaa di-apply deh ke layout.
tp makasih masukannya, ini udah coba diganti lagi.
iya sih, yg vespa sama sepeda kemarin memang lebih simple, tapi warnanya gelap, kurang enak diliat kalo kelamaan, jadinya pengen yang fresh, ijo-ijo gitu.
:D
Mas Anto :
hoho . .konyol bgt sih sampean mas, tangan kok ya dijepitke ning pintu mobil.
:p
yuphh . .sami-sami mas.