Orang-orang beriman selalu punya caranya sendiri untuk bisa menata hatinya.
Meski berlawanan dengan apa yang dilihat matanya.
Atau apa yang dirasakan oleh fisiknya.
Atau apa yang ia terima dalam kehidupannya.
Saat mendapat musibah dan ujian, mengalir air matanya.
Tapi qolbunya terilhami untuk meyakini.
Bahwa apa yang diberikan Allah ‘Azza wa Jalla pada dirinya.
Pasti yang terbaik baginya untuk dijalani.
Saat ia mendapati kesulitan demi kesulitan.
Seakan berentet panjang tanpa ujung.
Fisiknya mungkin terlelahkan.
Pikirannya penat dan membuatnya pusing.
Tapi hal itu justru mengilhami qolbunya.
Untuk terus dan selalu meyakini.
Bahwa bila seseorang diuji.
Itu tandanya Allah ‘Azza wa Jalla masih sayang padanya.
لا حول ولا قوة إلا بالله
نسأل الله السلامة و العافية
بارك الله فيكم
نسأل الله السلامة و العافية
بارك الله فيكم
~ff~
apapun yang menimpa diri kita, Insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif, optimisme, ikhtiar yang maksimal dan tak lupa dibingkai dengan do’a
BalasHapus“Sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan, ia bersabar, maka itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim)
Semangat..
subhanallah.
BalasHapusaku paling suka sama hadist itu.
semoga bisa mendapat sifat yang seperti itu.