Bersatu berbeda

Tapak langkah beriringan dalam suasana keakraban yang hangat.
Meski beragam latar belakang, meski berbeda dalam perencanaan tujuan-tujuan masa depan, namun kita dipertemukan dalam jalanan yang sama untuk saling memberi dan mengingatkan.

Peluk ketulusan,
sapa keramah tamahan,
cengkerama pembangunan pola pikir,
perhatian setiap keadaan
: penangkal energi negatif yang kadangkala berkecamuk dalam rajam kebosanan.

Berbagi kebaikan, menebar kebenaran.
Jika boleh berkomentar, maka akan kusimpulkan : inilah persatuan.
Kekeluargaan yang bermula dari keterasingan. Toleransi yang menangguhkan segala perseteruan.
Karena kita dicipta untuk merapatkan barisan, mengokohkan benteng-benteng kehakikian, membentuk fleksibilitas dalam perubahan-perubahan yang signifikan : agar tak menuju pada degradasi moral.

Akan selalu ada pandangan-pandangan yang berbeda dalam menanggapi kondisi yang terjadi.
Entah berlawanan, saling singgung, ataupun beriringan dan saling mendukung.
Segala yang ada tak boleh menjadi alasan untuk tidak saling memahami dan mengerti.
Meski rasa seringkali berteriak benci atau tak suka, namun lisan tak boleh dengan tanpa adat menyuarakan tanpa berfikir ulang tentang manfaat maupun kerugian yang akan ditimbulkan dari persepsi pribadi tersebut.

Ah, tak perlu pula berpanjang lebar berusaha menjabarkan refleksi dari persatuan anak manusia yang sedang dalam masa pendewasaan, jika secara nyata tak termanifestasikan dalam keseharian kehidupan. Bukan sekedar seremoni tahunan yang menggebu palsu.

Sudah mulai tumbuh subur bibit-bibit keselarasan dalam segala pengalaman yang saling silang.
Mengisi kekosongan, meluruskan lika-liku, mengingatkan dengan aksi konkret keistiqamahan, dengan niatan suci demi satu-satunya muara kebenaran yang abadi dan tak perlu lagi dipertanyakan.

Bersatu dalam padu, bersama dalam langkah, meniti ilmu yang sama dalam satu ruang, kemudian berakhir.