Apapun jurusan bidang ilmu yang
ditekuni, umumnya lelaki mendamba untuk mengemban amanah ini. Seberapa pun
jenjang pendidikan yang ditempuh, setiap lelaki berharap agar menjalankan peran
ini. Walaupun sebagai kepala keluarga tidak menyematkan gelar di namanya, tidak
pula mengangkat status sosial baginya. Seorang lelaki akan berusaha mendapatkan
predikat ini sebagai kepala keluarga.
Namun, kesadaran, harapan, bahkan usaha untuk menyandang peran tersebut seringnya tak beriring pada jalur syar’i. Faktanya, banyak kaum muslimin yang salah kaprah dalam proses mencari jodoh. Di sisi lain, masih banyak dari mereka yang tak mempersiapkan diri untuk mengilmui tanggung jawab besar yang akan diemban ini. Perkara yang mereka pentingkan justru sekedar menyelesaikan pendidikan formal sebagai modal terbesar untuk mencari materi. Hasilnya banyak kepala keluarga yang tak mengerti arah dan tujuan bahtera yang dinahkodainya. Akibatnya, berapa banyak bahtera yang kandas terhempas, hanya kata cerai yang bisa melerai segala tikai. Sebagiannya, bahtera goyah terombang-ambing gelombang fitnah dunia. Semboyannya, “asalkan hidup enak, bisa makan sekehendak, tidur nyenyak, tidak peduli soal akhirat kelak”. Tak ada ngeri dari neraka yang berapi-api, tak ada pula asa pada surga yang nikmatnya tiada tara. Sungguh dunia yang semu telah menipu mereka yang selalu mengikuti hawa nafsu. Allahu musta’an.
Wahai para lelaki! Wahai para
calon pemimpin! Bagaimanakah bahtera yang akan kalian nahkodai nanti? Kemana bahteramu
akan dilabuhkan? Cukupkan sampai di pelabuhan dunia yang fana bak fatamorgana
ataukah berlabuh hingga negeri hakiki, pelabuhan keselamatan dan kebahagiaan
sejati?
Apabila pilihan kedua yang
ditetapkan, maka telah benar tujuan sang nahkoda. Bukankah demikian yang Allah
beritakan tentang hakikat kehidupan di dunia? Allah berfirman yang artinya,
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya”
(Q.S. Ali Imran :
185)
Pada ayat yang lain, Allah
berfirman yang artinya,
“Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”
(Q.S. Al-A’la : 17)
Jika begitu hakikat kehidupan yang sedang
dijalani manusia, layaknya seorang musafir yang hanya sekedar mampir, maka
setiap manusia yang sadar bakal menjemput ajal tentu tidak boleh tertinggal
mempersiapkan bekal semenjak awal. Sebagaimana Alah berfirman yang artinya,
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian serta kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa”
(Q.S. Ali Imran :
133)
Ketakwaan menjadi perbendaharaan
berharga yang patut diupayakan dan dijaga oleh setiap muslim agar dihindarkan
dari neraka dan dikaruniakan kepadanya surga. Jalan keselamatan pun juga akan
diraih dengan takwa. Maka sepantasnya hal itu mendorong kepala keluarga meretas
ketakwaan tersebut dalam dirinya dan anggota keluarganya. Perkara itu pulalah
yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam perhatikan dalam keluarga beliau. Marilah kita tengok bersama
petunjuk Rasulullah dalam mewujudkannya.
Apabila seorang hamba telah
berhias dengan amalan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, maka dia
tidak hanya akan menyempurnakan amalan wajibnya, melainkan juga akan
meningkatkan derajat takwanya. Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling banyak
amalan sunnahnya serta orang yang paling bertakwa.
Jalan keselamatan yang akan diraih dengan takwa, sepantasnya mendorong kepala keluarga untuk meretas ketakwaan dalam diri dan anggota keluarganya. Perkara itu jugalah yang Rasulullah hasung kepada keluarga beliau.
Tugas utama laki2 dalam keluarga adalah menjadi nahkoda yang siap mengemudikan kapalnya ke arah yang benar :)
BalasHapusSuami, kepala keluarga, imam, ayah, itulah laki-laki saat berada di keluarga :)
Oh iya, di balik kesuksesan pria hebat, ada wanita hebat :)
iya mbak, di surat At-Tahrim ayat 6 juga seorang laki-laki disuruh untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka.
Hapusada lagi ntar laki-laki bakal dimintai pertanggungjawaban atas 4 wanita : ibunya, istrinya, saudara perempuannya, dan anak perempuannya.
haduu . .haduu . .
[--"]
nice post!
BalasHapus:) salam blogwalking.
tulisannya enak dibaca.. :D ringan tp mengena.
salam jugak!
Hapus:D
makasih udah berkunjung mbak.
:)