Picture taken by A. F. Ramadhani |
“Sudah lama rasa'y gak liat edelweis yg tumbuh lngsung di puncak gunung,haha..”, sebuah kiriman ke wall fb yang ditulis oleh kawan saya. Edelweiss, siapa sih yang nggak tau edelweiss. Bagi para pendaki gunung kata itu sudah tidak asing lagi. Bunga yang satu ini memang memiliki daya tarik sendiri karena kata mereka edelweiss merupakan bunga abadi yang hidup sepanjang tahun (kalo saya sih percaya saja, kan nggak mungkin tuh ngecek tiap hari ke atas gunung cuma buat ngeliat bener nggak sih bunga edelweiss tumbuh sepanjang tahun). Pertama kali saya melihat edelweiss yang ketika pendakian pertama saya ke gunung Lawu tahun 2007. Ketika itu saya tidak tahu kalau itu adalah bunga edelweiss yang sangat langka dan dilindungi. Sampai keisengan saya kumat dan mreteli bunga itu satu persatu dan akhirnya ada seseorang yang menegur saya kalo bunga itu nggak boleh dipetik. Hehe…segitunya ^o^
Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.
Picture taken by A. F. Ramadhani |
Konon, edelwis merupakan perlambang cinta yang penuh ketulusan mengingat tekstur yang halus dan lembut dengan warnanya yang putih (walau ini sebenarnya tergantung kepada habitat di mana ia tumbuh yang menyebabkan warnanya agak kekuning-kuningan, keabu-abuan ataupun kebiru-biruan).
Edelweis juga melambangkan pengorbanan. Karena, bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana. Dan jika kedapatan memetik bunga ini maka si pemetik bunga ini akan mendapatkan hukuman “Bersih Gunung” dan mengembalikan bunga yang dipetik ke puncak lagi. Yang paling dahsyat, meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan. Karenanya, edelweis adalah bunga keabadian. Bunga yang membuat cinta akan tetap abadi.
Jadi pingin ngeliat bunga edelweiss lagi, insyaa Allah libur pergantian tahun ini jika diberikan kesempatan. Ada yang mau ikut? ^_^
“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata”(Qaaf : 7)
Edelweis : nama kosan gw.. ahaha
BalasHapuskmu mw ke gunung mana chal?
emg kosan sampean jenenge edelweis tah?
BalasHapustapi nek kosane sampean iku pengecualian lho.
bukan eternal flower.
hho...
heumm..insyaa Allah akan mendaki salah satu Java's Seven Summit (tujuh puncak tertinggi di Jawa)
hehe..
:D
subhanallah... ternyata edelweis seperti itu.
BalasHapusmakasih atas infonya... :)
teman mba erma ya? :D
hanisa :
BalasHapusitu edelweis yang masih kuncup, belum berbunga.
kemarin waktu naik gunung Lawu sebenernya nemu edelweis yang sudah berbunga, tapi lupa saya foto karena terburu-buru.
iya, saya temannya erma.
teman satu kelas waktu SMA dulu.
heumm...ini temannya erma juga tah?
aya saya adik angkatan mba erma di kampus.. :)
BalasHapussalam kenal mas..