4/26/2012

Aku rindu pada kabut gunung



Saat ku mulai menata hati dan pikiran serta niat untuk kembali menemui gunung, untuk menyusuri semak belukar, mendaki menembus malam, satu yang ku rindukan, mengalahkan rinduku pada puncak tinggi. Aku rindu pada kabut gunung. Kabut yang merayap seolah mampu mengalahkan malam dingin hampir tak bercahaya.

Saat ku angkat ransel gunungku, mulai ku langkahkan kaki menuju tempat yang bagiku menimbulkan rasa damai, semakin hangat kurasa hati walau dingin alam membahana. Semakin tak kuasa aku menahan rindu, saat dari kaki gunung rumahmu, aku lihat ribuan pendar cahaya langit berusaha menepis kabut.

Kala itu, udara dingin terus menyapa, menyambut beku siapa saja. Aku mulai langkan dengan perlahan, karena aku sadar dengan beratnya beban yang ku sandang. Pandanganku terus lurus jauh ke depan, tetap melangkah meniti jalan karena ada satu tujuan.

Saat lelah merasuk raga, ku hamparkan tenda untuk sejenak melepas rasa. Bercengkerama hilangkan gundah. Sambil menikmati alam, malam pun terasa mudah. Setelah raga tak lagi lemah, aku kembali mengatur langkah. Seribu rasa tertinggal sudah, di bekas tenda yang kini telah ku katupkan kembali.

Aku angkat kembali ransel gunungku dan kembali pula meneruskan langkah tanpa gundah dan lelah. Demi satu tujuan, melepas rinduku pada kabut gunung. Angin kencang seolah menerpa harapan, menghembuskan dingin dan kebekuan. Perlahan kabut itu ku temui, menghentak dalam jiwa dan raga.

Aku teruskan bercengkerama dengan kabut, kupeluk seolah enggan ku lepaskan, tetapi perlahan pula, kabut melepas pelukku. Entah dia akan pergi kemana. Pergi dengan membawa rinduku, aku rindu pada kabut gunung.

Di depanku, batu berserakan acak dan seolah tiada beraturan. Itulah jalan yang harus ku tempuh, untuk menjumpai sang penghuni gunung rimba, yakni sang puncak gunung. Masih bersama kabut yang ku rindukan dan ku cinta, perlahan, aku pun mencapai puncak dengan kegembiraan.

Aku rindu buaian kabut dan kemegahan gunung!

14 komentar:

  1. aslm.. wr wb..
    kalau saya tiap hari bertemu kabut...
    karena Universitas Andalas letaknya di jejeran bukit barisan... Di atas ketinggian (halaman Rektorat) tampak Seluruh penjuru kota...

    teruslah mendaki...!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo di sini jarang ada kabut mbak yona, panas banget soalnya.

      heumm . .kalo kata ibu, mendakinya musti dikurangin dulu, disuruh fokus skripsi.
      hehe.
      :D

      Hapus
  2. ada kepuasan hati yg luarbiasa ketika menjejaki suatu bentang pegunungan, ketika menjejaki puncak2 negeri, rasa syukur atas ciptaan Tuhan akn smkin betambah,,,
    nice posting kawand,,,

    salam kenal :)
    aku juga suka dgn menjejaki puncak,,,
    keep writing :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mbak, ketika kaki ini mampu berdiri di atas puncak gunung, ada rasa yang tidak bisa diungkapkan, semacam rasa senang bercampur dengan kepuasan tersendiri.

      salam kenal juga.
      ditunggu info jalan-jalannya.
      :)

      Hapus
  3. wah kena "mountain adict" tuh masbro,hehe..
    hati2 naik gunung menimbulkan efek samping seperti ketagihan,dan sakarin (sakit karena rindu puncak),hehehe..:p

    BalasHapus
    Balasan
    1. hoho . .udah menjadi candu sepertinya, dan liburan tengah bulan ini sepertinya akan ada rencana "muncak" lagi, berminat?
      ^_^

      Hapus
  4. jawa barat-jawa barat..
    atau semeru *udah buka belum ya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. slamet wehh . .
      dapet kabar dari @infopendaki, semeru statusnya baru diturunkan menjadi jomblo.
      *waspada maksudnya*
      :p

      Hapus
  5. cuma satu hal yang kurasakan jika melihat kabut "hampa"

    BalasHapus
  6. Assalamu'alaikum wr wb

    kunjungan balik. good writing.
    kabut setiap hari saya lihat. maklum saja, kampus di atas bukit. alhamdulillah ga perlu sampai naik gunung.#janganiri.

    tapi boleh juga inspirasinya. mendaki gunung. kapan ya saya bisa?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalaam warahmatullah.

      wahh . .kampusnya di atas bukit?
      mantep donk mbak.
      :D

      Hapus
  7. assalamualaikum..
    blogwalking kesini.. wiihh.. suka sama tulisan2nya tentang pendakian, keindahan alam dan gunung.. jadi pengen naik gunung juga.. :)
    salam kenal... http://blogtsabita.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalaam warahmatullah wabarakatuh.
      selagi masih ada kesempatan dan kekuatan, ga rugi deh kalo nyoba naik gunung, walaupun hanya untuk sekedar cerita ke anak cucu kelak.
      terima kasih sudah blogwalking.
      :)

      Hapus

Welcome to my "freak" blog site.
You don't have to send the greatest note in the world or come up with clever phrases.
Just let them know you appreciate it.
When have you ever wished someone hadn't thanked you?
Any comments are very meaningfull for a better the writing writer's.
^_^
arigatou gozaimashu.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...