2/20/2012

Pondasi niat



Hidup tak ubahnya serangkaian proses dari awal hingga akhir, dari memulai dan menyelesaikan. Ketika memulai sesuatu hal, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menyelesaikannya. Entah ketika memulai dalam keadaan mantap, setengah hati, atau hanya mengikuti arus. Setiap manusia selalu memiliki motif yang dia sadari maupun yang tak disadari.

Salah satunya, ketika mulai memutuskan untuk kuliah, ragam alasan pun muncul. Ada yang dia menyenangkan hati orang tua, ada yang memang sudah merencanakan untuk mencari kerja dan meraih cita, ada pula yang dia hanya ikut-ikutan saja yang penting tidak jadi orang yang luntang-luntung, dan lain-lain.

Namun, seluruh alasan itu berpengaruh besar, ketika perkuliahan yang telah kita mulai harus diselesaikan.
Adalah usia belia saat orang memasuki dunia perguruan tinggi. Di mana kelabilan masih menjadi sifat pada beberapa mahasiswa. Kelabilan itu tidak salah, karena memang fluktuasi manusia itu kodrat. Namun konsekuensinya di akhir, kelak menentukan kelancaran sesuatu yang menjadi syarat para mahasiswa untuk digeser tali toganya dari kanan ke kiri.

Skripsi.

Tujuh semester menjalani masa perkuliahan dengan beragam tugas dan teori. Bukan hal mustahil bila mindset dan idealisme seorang mahasiswa bisa berubah. Perubahan itu bisa menuju ke arah pengerucutan tujuan hidup, ada yang malah semakin tidak tahu tujuan jelas hidupnya.

Perubahan, selalu menuntut konsekuensi.
Sebenarnya, setiap manusia bisa melakukan hal besar. Asalkan tujuannya jelas dan terarah. Tak terkecuali skripsi.

Tujuan jelas dan terarah itu yang perlu diperdalam maknanya.
Jika kita mulai merasa mudah jatuh dan sulit bangkit kembali ketika proses mencapai tujuan, itu tanda bahwa rujuan kita belum sepenuhnya mewakili apa yang kita butuhkan.

Kita boleh-boleh saja meniatkan skripsi karena tuntutan orang tua, tak mau bayar di semester berikutnya, bahkan karena ikut-ikutan saja. Namun satu yang perlu dipastikan dalam meniatkan itu.
Pastikan kebutuhan kita juga terdapat dalam niat tersebut.

Sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Namun, itu bukan alasan untuk mengabaikan pentingnya mensyukuri nikmat Tuhan atas diri kita yang juga memiliki hak untuk bahagia. Untuk mereka yang bisa bahagia karena melihat senyum di wajah orang tua, saudara, sahabat itu bukan masalah. Namun ada beberapa orang yang memiliki tipe idealis, di mana salah satu kebutuhan dasar dari orang tipe ini adalah kebanggaan.

Ingat, kita hidup bukan hanya untuk orang lain, namun juga untuk diri kita sendiri. Kita menjadi baik, menjadi mulia, menjadi orang yang dibanggakan, mampu mencapai kualitas terbaik itu kita mulai dari diri sendiri.
Jadi, mendalami diri demi mendapatkan pondasi yang kuat untuk melejitkan potensi diri itu penting. Merenung dan mendekatkan diri pada Tuhan adalah salah satu cara untuk mendapat pemahaman mendalam yang baik. Tanda bahwa kita sudah mulai memahami kebutuhan diri adalah ketika kita melangkah dengan mantap dan memiliki keyakinan kuat akan apa yang ingin kita capai.

Skripsi hanya satu dari ribuan hal yang bisa kita ciptakan.
Masukkan kebutuhan ke dalam niat untuk mengerjakan skripsi dan setiap hal yang ingin kita capai.
Lalu perhatikan, apa yang terjadi.

7 komentar:

  1. aslm.... wr wb.
    kegudahan mahasiswa tahun akhir..^_^
    Skripsi..!!!

    "Ingat, kita hidup bukan hanya untuk orang lain, namun juga untuk diri kita sendiri. Kita menjadi baik, menjadi mulia, menjadi orang yang dibanggakan, mampu mencapai kualitas terbaik itu kita mulai dari diri sendiri."
    setuju...!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalaam warahmatullah.
      hehe . .sebenarnya belum skripsi mbak, baru nyari datanya dulu.
      :D

      yuphh . .kebanyakan orang itu menuntut perubahan itu dari orang lain, padahal dirinya sendiri jarang dituntut untuk berubah.
      jadi ya lebih baik sih mulai dari diri sendiri dulu baru "menularkannya" ke orang lain.

      Hapus
  2. Selamat menggarap tugas akhir...

    Semoga sukses skripsinya... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak, sama-sama semangat menggarap blog juga yah.
      *ehh*
      :D

      Hapus
    2. whahaha menggarap skripsi vs blog ya ka~

      tapi setuju dengan "Merenung dan mendekatkan diri pada Tuhan adalah salah satu cara untuk mendapat pemahaman mendalam yang baik"
      kadang kita mengabaikan esensi dari kebahagiaan itu, karena blum kepikiran banyak, masih meremehkan skripsi yg formalitas buat lulus atau buat majang nama di PITP aja~~

      find the thing that realy wants to do.. *mikir-mikir*

      Hapus
    3. blog itu cuman selingan kok, salah satu cara untuk mengalokasikan pikiran selain ke skripsi.
      *alesan*
      :D

      kalo saya pribadi, ngelakuin penelitian itu nggak cuman untuk menuhin kredit tugas akhir aja, tapi karena saya memang suka.
      *walaupun ga suka berlama-lama di lab*
      hehe.

      yuph . .mumpung masih semester 6,coba mulai diperjelas tujuan kamu ntat kemana.
      kira2 minat sama bakat kamu itu cenderung ke arah mana.
      trus jangan sungkan2 untuk konsul ke dosen pembimbing mulai sekarang.

      Hapus
  3. saya sih sering bgt kak konsul, dari mulai buat lomba, beasiswa, pendapat topik, dan mulai penelitia~ tp kurang gimanaaaa gitu. pdhal udah bs uspen juga~
    yaah udah ada plan a plan b, tinggal dijalanin :D
    kalau minat udah ada, tp kalau bakat diragukan deh --" ahahaha bakatnya makan, baru deh pinter :D

    BalasHapus

Welcome to my "freak" blog site.
You don't have to send the greatest note in the world or come up with clever phrases.
Just let them know you appreciate it.
When have you ever wished someone hadn't thanked you?
Any comments are very meaningfull for a better the writing writer's.
^_^
arigatou gozaimashu.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...