Siapa
yang bertanggungjawab atas kebahagiaan kita? Sering jari jemari kita justru
menunjuk pada orang orang yang kita anggap paling bertanggungjawab terhadap
kebahagiaan kita. Ayah, ibu, suami, istri atau bahkan guru di sekolah dulu,
biasanya menjadi kambing hitam atas tuduhan ini.
Kenapa Anda miskin? Kenapa Anda tidak beruntung? Kenapa Anda
ditinggalkan? Kenapa Anda jatuh? Telunjuk kita bakalan mengarah pada dia, dia
dan dia. Bukan saya, sama sekali bukan karena saya. Padahal, yang paling
bertanggungjawab terhadap kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri.
Kalau kita terbebas dari rasa marah, dendam yang akut, minder,
tidak percaya diri, dan pikiran negatif yang tidak produktif, maka kita akan
bahagia. Orang orang terdekat adalah orang orang yang akan membantu kita
bahagia. Tapi mereka tidaklah berwenang penuh akan kebahagiaan kita.
Tinggal kita sekarang, apakah akan selalu melihat apa yang kita
punya sebagai sesuatu yang tidak perlu disyukuri adanya? Ataukah kita merasa
cukup dengan anugerah Allah ini, dan senantiasa bersyukur atas apa yang kita
miliki. Tentu saja dengan sikap seperti ini, hati kita akan semakin lapang.
Jiwa kita semakin dewasa, dan hidup kita menjadi semakin tenang, setenang air
di dalam telaga.
buruan daftar... !!!
BalasHapusAda lomba yg menantimu lho... ^_^
http://fa-husnaa.blogspot.com/2012/11/elinfo-competition-2012.html
pastikan dirimu bahagia... (Y)
assalamu'alaykum, maaf anda lulusan IPB tahun berapa?
BalasHapuswa'alaikumsalaam warahmatullah.
Hapusbelum lulus saya mbak ^_^
saya anak IPB angkatan 2008, kenapa gitu?
Halo Ichal ya?
BalasHapusIni Manik. Piye kabare? Apik?
Baru nyadar klo setaun yang lalu pernah komen di blog saya (baru dibuka tadi :p), abal-abal sih bikin blog karena tugas kelas aja waktu itu. Anyway, thanks udah mampir, kebetulan post-nya udah saya hapus karena ga relevan lagi hehe.