8/22/2011

.tentang penelitian #1.



“kak, topik penelitian kakak apa?”, ditengah keheningan, adek tingkat saya bertanya.
“mikrob”, jawab saya singkat.
“ihh..kok mau sih kak penelitian mikrob? Itu kan susah kak, mana musti pake media macem-macem belum lagi ntar cawannya butuh banyak juga, dan kalo salah?”, dia langsung berhenti berkata.
“.....”, saya pun terdiam.

Tentang topik penelitian. Dari awal masuk departemen Ilmu dan Teknologi Pangan kami sudah dikasih tau tentang beberapa bidang yang ada di kurikulum teknologi pangan. Ada lima kurikulum atau bidang keahlian di departemen kami : biokimia pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, rekayasa proses pangan, dan applied science. Ketika dijelaskan tentang ranah mikrobiologi pangan, ‘oke, saya mau ngambil ini saja’. Tapi di tengah perjalanan dan bertemu dengan dasarnya ilmu mikrobiologi, saya langsung ‘terdiam’ dan merasa bahwa ‘saya berada di jalan yang salah’. Berganti haluan.

Selama kuliah di ITP, saya belum menemukan ‘apa yang akan menjadi topik penelitian saya’. Karena semua mata kuliah saya anggap susah dan belum mampu untuk mengaplikasikannya. Sempat tertarik dengan topik biokimia pangan, karena saya suka belajar tentang reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh, tentang metabolisme, tentang pangan yang ternyata punya banyak fungsi bagi tubuh. Tarik satu contoh saja, komoditi lokal negara kita yang saya yakin semua orang pernah makan. Ubi jalar ungu. Biang ‘kentut’ yang paling dihindari kaum wanita (padahal manfaatnya banyak lho).  Mulai dari protein, karbohidrat, mineral, kalsium, vitamin A, vitamin C, dan yang sedang menjadi trend sekarang adalah serat pangan dan antioksidan (antosianin). Hebat ya si ‘ungu’ itu.

Balik lagi ke topik awal. Kenapa saya memilih topik mikrob? Sebenarnya sih gak ada niat untuk ngambil topik ini, karena bidang dosen pembimbing saya adalah pengolahan daging, ga nyambung gitu. Banyak cerita juga sebelum akhirnya diputuskan bahwa mikroblah yang menjadi topik saya. Mulai dari awal semester 6 lalu beliau menentukan topik rekayasa proses pangan, kemudian berganti topik lagi yang cenderung ke arah biokimia pangan sebelum akhirnya beliau bilang ‘yowizlah ndhi, kamu neliti siwak saja. Kok saya penasaran dengan kandungan siwak ya, kalo saya pake itu rasanya ada semacam fenol dan rasa sepah gitu’. Walaupun penelitian tentang siwak sudah ada, namun penelitian ini dimodifikasi pada bakteri perusak pangan yang umum terdapat di dalam produk daging, sapa tau jika hasilnya bagus dapat dijadikan sebagai bahan pengganti formalin yang penggunaannya udah gak terkontrol lagi. Dengan mengucap basmallah, palu pun diketok. Laboratorium Mikrobiologi pangan akan menjadi ‘rumah ketiga’ saya selama beberapa bulan ke depan.

Sedikit tentang penelitian saya, dapat dibaca di sini.

5 komentar:

  1. jdny penelitian chal?
    kirain mw magang...

    aq masi galau ni,klo penelitian pake biaya sendiri.. hue :-(

    BalasHapus
  2. iya, si bapak akhirnya memutuskan 'penelitian'.
    -,-
    *setelah dua kali ngelobi untuk magang dan ditolak mentah-mentah*

    sebenernya kami (aku, rista, ardy) juga bingung masalah dana, tapi insyaa Allah mau nyari sponsor, kalo nggak ya ngajuin dana penelitian ke IPB atas nama dosen pembimbing.

    BalasHapus
  3. semangat penelitiannya!

    btw, ada dosen pembimbing 2 dari mikrob ga?

    BalasHapus
  4. sama-sama mbak, mbak zahra penelitian juga kah?
    tentang apa?

    iya, saya pake dosen pembimbing kedua.
    kemarin ketemu ibu Harsi dan ngobrol panjang sama beliau, alhamdulillah beliau mau jadi dosen pembimbing kedua, malah dikasih banyak masukan dari beliau.

    BalasHapus
  5. ya, insyaAllah. tentang apa-nya, nanti dulu ya. belum disahkan...

    BalasHapus

Welcome to my "freak" blog site.
You don't have to send the greatest note in the world or come up with clever phrases.
Just let them know you appreciate it.
When have you ever wished someone hadn't thanked you?
Any comments are very meaningfull for a better the writing writer's.
^_^
arigatou gozaimashu.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...