menulis dan tulisan |
Banyak orang berkata bahwa saya dalam bahasa tulisan itu beda sekali dengan saya kalau berada di dunia nyata. Bukan sekali atau dua kali orang mengatakan seperti itu, namun sudah sejak kecil banyak orang yang berkata seperti itu kepada saya, mungkin karena faktor masa kecil saya sering menulis surat (maklum anak pak pos) dan salah satu bahasa tulisan yang sering dikritik adalah bahasa sms saya. Mereka bilang bahasa sms saya “lepas”. Pernah juga kawan saya berkata seperti ini, “chal, kamu kalo di sms kok bahasanya enak sih, tapi kalo ketemu langsung kamu tu orangnya nganyelke”. Hehe...
Oke, mari kita berkenalan dengan seorang ichal biar pada tau latar belakangnya. Ichal pada masa kecil orangnya pendiam, namun hyperaktif. Karena dengan gerakan saya bisa memvisualisasikan apa yang ingin saya mau daripada harus berkata. Sampai orang tua saya bingung ketika saya ingin sesuatu kalau ditanya selalu diam, sampai sekarang pun seperti itu ^_^. Pernah juga kakak berkata, “mendingan kamu masuk ke IPA aja deh”. Alasannya simpel, karena dia tau saya tidak pintar berbicara dengan orang lain, apalagi orang baru, dan saya lebih memilih untuk tetap diam walaupun suasana itu bener-bener membosankan dan garing sekalipun (tipe darah B). Namun keadaan mulai berubah ketika kelas empat SD, saya mulai aktif menulis surat. Ya, dengan surat saya mampu bercerita apa yang saya alami, apa yang ingin saya lakukan, lan sak liyane. Ditambah lagi ayah saya adalah seorang pegawai kantor pos dan ketika itu masih ada program sahabat pena dari kantor pos sehingga saya tidak perlu repot-repot mencari siapa yang ingin saya kirimi surat. Sejak saat itu, penyampaian saya lewat tulisan lebih bisa dipahami daripada penyampaian saya lewat lisan (itu juga salah satu sebab kalau pas presentasi tempo saya selalu cepat dan tidak terkontrol).
Pernah juga ketika jaman masih muda dulu saya tanya ke teman saya begini, “eh, emange aku nek sms ki pie tah?” kira-kira artinya seperti ini, “eh, menawi kulo sms bahasa kulo pripun tah?”. Dan jawabannya cukup mengejutkan membuat saya tersenyum simpul. Dia bilang yang intinya kalau dia membaca sms saya seperti sedang tidak ber-sms dengan seorang ichal. Hahh...ndak iyo? (kata pertama yang selalu saya ucapkan). Lalu saya pernah juga mendapat masukan kalau berbicara dengan lawan jenis lewat tulisan bahasanya mbok ya diganti. Honestly, here I am, I can’t change my writing habbit. Mau dengan siapa saja ya cara menulis saya tetap sama, tidak bisa diubah.
Mungkin dengan tulisan, kamu akan menemukan sosok seorang ichal dengan versi berbeda.
Dan dengan tulisan pula dapat mewakili apa yang ingin saya sampaikan.
Menulis itu ekspresi diri, menulis itu menyenangkan, dan menulis adalah bagian dari kehidupan kita.
salamu'alaikum... b4... :)
BalasHapuscenderung seseorang akan lebih berani berekspresi/mengungkapkan isi hati dalam bahasa tulisan (bisa diedit, dipikir,lan sak liyane hehe..) daripada lisan yang mau tidak mau dalam detik itu juga harus dijawab.
ekspresi lisan lebih akan diketahui kebenaran suatu topik pembicaraannya dibanding tulisan.
jadi, orang menulis masih bisa mengatur emosinya lebih,dibanding orang berlisan langsung.karenanya tulisan cenderung lebih enak dimengeti daripada lisan.apalagi tidak saling mengetahiu langsung ekspresi wajah ataupun nada bicara antara pembaca dan penulis.jadi peluang untuk terpancingnya emosi,lebih sedikit..
permainan waktu dan kestabilan emosi c, menurut saya mah yang berperan.. benar tidak bung?? hehe..
euhmmmm... thinking thinking...
BalasHapusbelum pernah ketemu orang aslinya kayak gimana...
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzZZZZZZZ
viska :
BalasHapuswa'alaykumsalaam.
yuph..okeoke.
panjang banget komennya.
indah :
saran saya mending ga usah ketemu orang aslinya
hehe..
yo wis tar klo komen d tmptmu singkat2 n g pake enter j biar pendek.
BalasHapussetuju sekali dengan Anda,,, ^^
BalasHapuslebih baik menulis daripada berbicara
namun kalau pendiam terus ya disalahin lho..
bingung deh kudu pye
?_?
pencari ilmu :
BalasHapushehe . . ya tinggal bagaimana kita menempatkan diri kita.
ada kalanya harus berbicara, dan ada kalanya hanya dengan tulisan pun sudah cukup.
seperti blog ini, hanya dengan tulisan saja sudah cukup.
:D
ingin sekali belajar menulis lebih baik lagi, terkadang kalau menulis isinya masih asal tulis, ujung-ujungnya berujung curhat..
BalasHapusada tips belajar menulis?